Cari Blog Ini
Di antara syarat menjadi al-faqīr ilallah adalah tidak pernah melihat 'aib (kejelekan) orang lain (apalagi menggunjing). [Syaikh Ahmad bin Abil Husain ar-Rifā'iy]
Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
سيدُناحُسَين بن عالى بن أبي طالب ر ضى اللّٰه عنه
Sayyidina Husain bin 'Ali Radhiyallahu 'Anhu
Sayyid Husain lahir pada bulan Syaban 4 H. Seperti Sayyid Hasan, Sayyid Husain juga pernah menjalankan ibadah haji dengan berjalan kaki dari Madinah ke Makkah sampai 25 kali pulang-pergi. Di antara nasihatnya adalah: "Barangsiapa dermawan maka akan menjadi gusti (orang terhormat), barang siapa Bakhil maka akan menjadi orang hina." Beliau wafat sebagai syahid (terpisah tubuh dan kepalanya) pada hari Jum'at 10 Muharram 61 H. Kepalanya dibawa ke Mesir dan disemayamkan di pemakaman masyhur di sana. Orang-orang berta'zim kepada beliau dengan mengantar jenazahnya sambil berjalan dengan kaki terbuka, tanpa beralas kaki sandal atau sepatu, mulai dari kitab. Adapun makam beliau yang terkenal makam Karbala di Irak yang menjadi tujuan kaum Syi'ah dan cerita lain-lainnya, semua Wallāhu Alam).
Di dalam kitab Jāmi'u Karōmātil Auliya' dikatakan begini: Semua orang yang terlibat dalam pembunuhan Sayyid Husain di dunianya tersiksa: ada yang dibunuh, ada yang matanya menjadi buta, mukanya menjadi hitam, atau harta benda miliknya habis menjadi dalam jangka waktu yang singkat, misalnya 'Abdullah bin Khosin. Orang ini ketika perang memperlihatkan (menampakkan) air minum, lalu Sayyid Husain berdoa: "Ya Allah, cabutlah nyawanya dalam keadaan haus." Maka, dia juga minum air tapi selalu merasa haus sehingga mati kehausan.
Ada orang yang hanya datang di Medan perang, tidak ikut berperang, kemudian matanya buta. Ketika ditanya, dia mengatakan bahwa mengatakan bahwa waktu itu, dia melihat Nabi sedang menghunus pedang dan dan di hadapannya ada 10 orang yang membunuh Sayyid Husain. Sepuluh orang ini disembelih semua, kemudian Nabi mencaci-maki orang itu dan menyalah-nyalahkannya, karena orang itu menambah bilangan musuh walaupun tidak ikut berperang. Lalu matanya dicelaki dengan darahnya Sayyid Husain sehingga menjadi buta.
Dalam Thabaqat karya Syaikh asy-Sya'roni disebutkan begini: Setelah Sayyid Husain terbunuh, kepalanya dipotong dibawa lari. Setelah lama dalam perjalanan, mereka beristirahat, kemudian ada qolam (pena) dari besi yang keluar dari sebuah pagar tembok, lalu menulis begini:
أَتَرْنَ أمَّةٌ قَتَلَتْ حُسَيْناً + شَفاَعَتَ خَدِّهِ يَوْمَ الْحِسَابِ
Artinya: Apakah orang-orang yang membunuh Sayyid Husain itu masih mengharap ingin mendapat syafa'at dari kakeknya (Nabi) besok di hari hisab?
رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ وَأَعَادَعَلَيْناَمِنْ بَرَ كَاتِهِ وَأَنْوَارِهِ وَأَسْرَارِهِ وَعُلُو مِهِ وَأَخْلاَقِهِ اللَّهُمَّ آمِينَ لَهُ الْفَاتِحَة
🌺
📚[من الجامع والطبقات]
📚[Manāqibul Auliyāil Khamsin]
Postingan Populer
Selalu Ber-prasangka Baik Kepada Allah ﷻ
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar