Cari Blog Ini
Di antara syarat menjadi al-faqīr ilallah adalah tidak pernah melihat 'aib (kejelekan) orang lain (apalagi menggunjing). [Syaikh Ahmad bin Abil Husain ar-Rifā'iy]
Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
سيدُناحسَن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه
Sayyidina Hasan Bin 'Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhum
Sayyid Hasan adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah ﷺ. Beliau adalah wali Qutub ghouts yang memegang pemerintahan lahir dan batin setelah wafatnya sang Ayah (Sayyidina 'Ali). Karena itu, beliau mendapat predikat sebagai pendamai dan penyatu umat. Kekisruhan itu bermula dari terbunuhnya 'Utsman bin 'Affan Ra., lalu Muawiyah bin Abi Sufyan menuntut Khalifah 'Ali bin Abi Thalib Ra. agar menuntaskan kasus ini. Selanjutnya, kaum Muslimin terpecah menjadi dua golongan yang selalu bersengketa dan siap perang hingga tongkat khilafah terpegang oleh Sayyid Hasan ini.
Beliau lahir pada 3 H dan Nabi sempat mengadzani di telinganya dan memberi nama al-Hasan. Beliau wafat pada tahun 50 H dan jenazahnya dikuburkan di pemakaman al-Baqi' Madinah. Beliau adalah seorang yang Arif dan bijaksana, dermawan dan wira'i. Wirai'nya terbukti saat beliau tidak mau dunia dan rela melepas pangkatnya menjadi khalifah karena Allah dan demi menghindari pertumpahan darah di kalangan kaum Muslimin.
Pada waktu beliau masih kecil, pernah saat Nabi sedang sujud menjalankan shalat menjadi imam para shahabat, datang Sayyid Hasan ini yang langsung menunggang (naik) leher atau punggung Nabi, kemudian Nabi bangun pelan-pelan. Setelah selesai shalat, para shahabat bertanya: "Ya Rasulullah, mengapa engkau memperlakukan anak ini tidak sama dengan orang lain?" Jawab Nabi: "Anak ini adalah bunga pewangiku. Putraku(cucu) ini adalah gusti, dan kelak dengan putraku ini, Allah akan mendamaikan kembali dua golongan yang bermusuhan."
Sabda Nabi ini terbukti setelah Sayyid Hasan memegang jabatan sebagai khalifah menggantikan ayahnya. Setelah ayahnya terbunuh, kaum Muslimin terpecah menjadi dua golongan yang berkobar siap berperang dan sama kuatnya. Muawiyah dan pasukannya siap berperang dan sama kuatnya. Mu'awiyah dan pasukannya siap berperang dan berangkat dari Syam, dan berangkat juga Sayyid Hasan beserta tentaranya untuk menghadapi pasukan Mu'awiyah tersebut. Akan tetapi, setelah kedua pasukan ini terlihat berdekatan, Sayyid Hasan melihat bahwa kedua golongan ini sama kuatnya dan tidak akan ada yang menang kalau tidak melalui pertumpahan dara yang mengerikan. Maka beliau mengirim utusan untuk menghadap Mu'awiyah untuk menyerahkan kekhalifahannya kepad Mu'awiyah, dan meminta agar hendaknya tidak ada tuntutan apa pun. Kemudian Mu'awiyah menerimanya, dan menjadi damailah semuanya. Umat Islam kompak kembali menjadi satu. Ini terjadi pada tahun 41 H. yang terkenal dinamakan dengan 'Aamul Jaama'ah (َعَامُِ الْجَمَاعة/tahun kekompakan).
Semua harta benda beliau diinfakkan habis-habisan. Ini sampai terjadi dua kali, termasuk juga alas kakinya yang sebelah, maka beliau hanya memakai alas kaki sebelah. Beliau pernah berkata: "Aku malu dengan Allah jika nanti sampai mati aku belum pernah berjalan menuju rumah-Nya (yakni ke Ka'bah di Makkah berhaji)." Maka beliau berangkat berjalan kaki dari Madinah sampai Makkah dan sampai terjadi berulang-ulang sampai 20 kali. Nasihat beliau kepada putra-putranya: "Tuntutlah ilmu, jika belum bisa hafal, tulislah dan simpanlah di rumah kalian semua."
📚[من الطبقات الكبري الشعراني]
📚[Manāqibul Auliyāil Khamsin]
Postingan Populer
Sebagian Kisah dan Nasihat Nabi 'Isa 'Alaihissalam
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar