Cari Blog Ini
Di antara syarat menjadi al-faqīr ilallah adalah tidak pernah melihat 'aib (kejelekan) orang lain (apalagi menggunjing). [Syaikh Ahmad bin Abil Husain ar-Rifā'iy]
Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dawuh Gus Miek
Kh. Hamim Thohari Djazuli |
Kh. Hamim Thohari Djazuli atau Gus Miek pernah berpesan dan dijadikan pedoman bagi pengikutnya
Pilihlah salah satu di antara 3 Nasib:
1.Bahagia dunia dan Akhirat
2.Bahagia di salah satunya
3.Dunia sengsara Akhirat hancur
Pilih dan Berjuanglah!!
Hidup adalah pilihan. Sejak kelahiran sampai kematian menjemput, manusia dihadapkan pada berbagai pilihan yang akan menentukan hasil akhir kehidupan. "Bahagia dunia akhirat, bahagia salah satunya atau hancur kedua-duanya. Pilih dan perjuangkan," tegas Gus Feri mengungkapkan pesan dari Gus Miek
Memperbaiki Anak, memperbaiki istri dengan mulut, dengan kata kata nasehat itu sudah tidak laku. Yang laku menggunakan getaran bathiniyah. Termasuk anaknya di fatihahi satu satu, siapa tahu dapat sinarnya fatihah jadi terbuka anak anaknya jadi sholeh, mau nyantri, mau sholat.
"Barangsiapa yang tahu diri mengaku salah mengaku hina dina dihadapan Allah merekalah yang akan mengenal Allah dalam arti Makrifat yang sejati."
"Seseorang yang tahu diri setelah koreksi diri wiridan batin itu cuma satu "Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah."
"Semisal di Asia pasifik maupun di Negara-Negara yang tengah berkembang seperti Indonesia kalau terjadi unjuk rasa demokrasi itu dilakukan oleh mereka-mereka yang disatu unsur mereka itu penganggur juga mereka-mereka yang tidak Mampu! Mensyukuri! Rahmat dan Nikmat Allah."
"Tidak! Cukup dimodali dengan Kitab dan Ilmu namun Ilmu dan Kitab ikut mengantar!"
Bila untuk pribadi, terapkan hukum syariat, supaya kamu berhati-hati. Tapi bila menilai orang lain, gunakanlah hakikat, agar kamu berprasangka baik."
Dunia ini semakin lama semakin gelap, banyak hamba Allah yang bingung, dan sebagian sudah gila. Sahabat Mu'adz bin Jabal berkata: siapa yang ingat Allah di tengah-tengah dunia yang ramainya seperti pasar ini, dia sama dengan menyinari alam ini.
Saya lebih tertarik pada salah seorang ulama terdahulu, contohnya Ahmad bin Hambal. Kalau masuk tempat hiburan yang diharamkan Islam, dia justru berdoa: “Ya Allah, seperti halnya Kau buat orang-orang ini berpesta pora di tempat seperti ini, semoga berpesta poralah mereka di akhirat nanti. Seperti halnya orang-orang di sini bahagia, semoga berbahagia pula mereka di akhirat nanti.” Ini kan doa yang mahal sekali dan sangat halus. Tampak bahwa Ahmad bin Hambal tidak suka model unjuk rasa, demonstrasi anti ini anti itu. Apalagi seperti saya yang seorang musafir, saya dituntut untuk lebih menguasai bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati.
Sekarang, mencari orang bodah itu sulit, sebab orang bodoh kini mengaku pintar. Kelak, kalau kamu sekolah, berlaku bodah saja. Bagaimana caranya? Pura-pura saja, dan harus bisa pura-pura bodoh. Maksudnya, kamu harus pintar membedakan antara orang bodoh dengan orang yang pura-pura bodoh.
Tadi ada orang bertanya: Gus, saya ini di kampung bersama orang banyak. Jawab saya: Yang penting ingat pada Allah, tidak merasa lebih suci dari yang lain, tidak sempat melirik maksiat orang lain, dengan siapa saja mempunyai hati yang baik, itulah ciri khas pengamal Dzikrul Ghofilin.
Era sekarang, orang yang selamat itu adalah orang yang apa adanya, lugu dan menyisihkan diri.
Sejak sekarang, yang kecil harus berpikir: kelak kalau besar, aku besar seperti apa, yang besar harus berpikir, kalau tua kelak, aku tua seperti apa, yang tua juga harus berpikir, kelak kalau mati, aku mati dalam keadaan seperti apa.
Berbaik sangka itu sulit. Jangankan berbaik sangka kepada Allah, kepada para wali dan para kiai sepuh saja sulit.
Saya bukan kiai, saya ini orang yang terpaksa siap dipanggil kiai. Saya juga bukan ulama. Ulama dan kiai itu beda. Kiai dituntut untuk punya santri dan pesantren. Ulama itu kata jamak yang artinya beberapa ilmuwan. Ketepatan saja saya punya bapak yang bisa ngaji dan punya pesantren. Itu pun tidak ada hubungannya dengan saya yang lebih banyak berkelana. Dari berkelana itu lahirlah sema’an Al Qur’an. Jadi, hiburan “anak-anak” dan saya datang bukan atas nama apa-apa. Hanya salah satu pengikut sama’an Al Qur’an, yang bukan sami’in setia bukan pengikut yang aktif.
Hidup ini sejak lahir hingga mati, adalah kuliah tanpa bangku.
Jadi orang itu harus mencari yang halal, jangan sampai jadi tukang cukur merangkap jagal.
Saya adalah mursyid tunggal Dzikrul Ghofilin. “Lho, Gus kok berkata begitu bagaimana dengan farid dan syauki..?” tanya Gus Ali sidoarjo.”mereka hanya meramaikan saja” , jawab Gus Miek
Demi Allah, saya hanya bisa menangis kepada Allah, semoga sami’in yang setia, pengamal Dzikrul Ghofilin, semua maslah-masalahnya tuntas diperhatikan oleh Allah. Bila mengikuti Dzikrul Ghofilin, kalau tidak tahu artinya yang penting hatinya yakin.
Barusan ada orang bertanya: Gus, Dzikrul Ghofilin itu apa..? saya jawab: “Jamu”.
Dzikrul Ghofilin itu senjata pamungkas, khususnya menghadapi tahun 2000 ke atas Ulama sesepuh yang dikirimi fatihah oleh orang-orang yang tertera atau tercantum dalam Dzikrul Ghofilin itu yang akan saya dan kalian ikuti di akhirat nanti.
Dekatlan kepada Allah..! kalau tidak bisa, dekatlah dengan orang yang dekat denganNya.
Kamu memilih kaya-sengsara atau melarat-terlunta? Maksudnya, kaya-sengsara itu adalah di dunia diganggu hartanya, sedang di akhirat banyak pertanyaannya.
Jadilah seburuk-buruk manusia di mata manusia tetapi luhur di mata Allah. Kalau ada orang yang menggunjing aku, aku enggak usah kamu bela. Kalau masih kuat, silakan dengarkan, tapi kalau sudah tidak kuat, menyingkirlah. Kalau ada orang yang menjelek-jelekkan, temani saja, jangan menjelek-jelekkan orang yang menjelek-jelekkan. Kalau memang senang mengikuti sunnah nabi, ya jangan dijauhi mereka itu karena nabi itu rahmatan lil alamin.
“Miftah, kamu masih tetap suka bertarung pencak silat?” Tanya Gus Miek. Lha bagaimana Gus, saya ikut, jawab Miftah. “Kalau kamu masih suka (bertarung) pencak, jangan mengharap baunya surga.”
Tadi, ada orang yang bertanya: periuk terguling, anak-istri rewel, hati sumpek, pikiran ruwet, apa perlu pikulan ini (tanggung jawab keluarga) saya lepaskan untuk mencari sungai yang dalam (buat bunuh diri). Saya jawab: Jangan kecil hati, siapa ingin berbincng-bincang dengan Allah, bacalah Al Qur’an.
Ada empat macam perempuan yan diidam-idamkan semua orang (lelaki). Perempuan yang kaya, perempuan bangsawan, dan perempuan yang cantik. Tapi ada satu kelebihan yan tidak dimiliki oleh ketiga perempuan itu, yaitu perempuan yang berbudi.
Anaknya orang biasa itu ada yang baik dan ada yang jelek. Demikian juga anaknya kiai, ada yang baik dan ada yang jelek. Jangankan anaknya orang biasa atau anaknya kiai, anaknya nabi pun ada yang berisi dan ada yang kosong. Kalau sudah begini, yang paling baik bagi kita adalah berdoa.
Tadi, ada orang yang bertanya: anak saya nakal, ditekan justru menjadi-jadi, bagaimana Gus? Nasehat orang tua terhadap anaknya janganlah menggunakan bahasa militer, pakailah bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati.
Gus, kenapa Anda menamakan anak Anda dengan bahasa Arab dan non Arab? Begini, alasan saya menamakan dengan dua bahasa itu karena mbahnya dua; mbahnya di sini santri, mbahnya di sana bukan. Mbahnya di sini biar memanggil Tajud karena santri, mbahnya di sana yang bukan santri biar memanggil Herucokro; mbahnya di sini biar memanggil sabuth, mbahnya di sana biar memanggil panotoprojo.
Memiliki lidah atau mulut itu jangan dibirkan saja, lebih baik dibuat zikir pada Allah, dilanggengkan membaca lafal Allah.
Saya punya penyakit yang orang lain tidak tahu. Saya ini terus terang tamak, takabur yang terselubung, dan diam-diam ingin kaya. Padahal saya punya persoalan khusus dengan Allah. Artinya, saya adalah hamba yang diceramahkan, sedang Allah yang sudah saya yakini adalah sutradara Taqarrub (pendekatan) kita kepada Allah seharusnya menjadi obat penawar bagi kita.
Apa pun yang terjadi, apa pun yang diberikan Allah, syukuri saja. Sayang, terkadang kita belum bisa menciptakan keadaan yang demikian. Kita seharusnya bangga menjadi orang yang fakir. Sebab sebagian penghuni surga itu adalah orang –orang fakir yang baik.
Seorang yang berani melakukan dosa, harus berani pula bertobat.
Kalau kamu mengerjakan kebaikan, sebaiknya kau simpan rapat-rapat; kalau melakukan keburukan, terserah kamu saja: mau kau simpan atau kau siarkan.
Kowe arep nandi Sir? Tanya Gus Miek. Badhe tumut ujian, jawab Siroj. Kapan? tanya Gus miek . Sak niki, jawab Siroj. Golek opo?, Tanya Gus Miek lagi. “Ijasah,” jawab Siroj juga. Lho kowe entukmu melu ujian ki mung golek ijasah, e mbok sepuluh tak gaekne. Yoh, dolan melu aku. Artinya: Kalau kamu ikut ujian hanya untuk ijasah, sini, mau 10 saya buatkan, ayo ikut saya. “Kamu mau kemana sir?” Mau ngaji. “Biar dapat apa?” Biar masuk surga. “jadi, alasan kamu mengaji itu hanya untuk mencari surga? Jadi, surga bisa kamu peroleh dengan mengaji? Kalau begitu, sudah kitabmu ditaruh saja, ayo ikut bersama saya ke Malang.
Belum tahun 2000 saja sudah begini; bagaimana kelak di atas tahun 2000? Dunia ini semakin lama semakin panas, semakin lama semakin panas, semakin lama semakin panas.
Saya senang orang-orang Nganjuk karena orangnya kecil-kecil. Ini sesuai sabda nabi: “Orang itu yang baik berat badannya 50.” Juga, ada sabda lain yang menguatkan : “Orang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling sedikit makannya.” Ini sesuai firman Allah: Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut (QS. Quraiys: 4). Lapar adalah syarat untuk menghasilkan tujuan. Maka, siapa tidak senang lapar, ia bukan bagian dari ahli khalwat (menyendiri).
Sir, kalau kamu mau bertemu aku, bacalah Al-Fatehah 100 kali. Kalau mau mencari aku, di mana dan kapan saja, silakan baca surah Al-Fatehah.
Mbah, kalau kamu mau bertemu aku, sedang kamu masih repot, kirimi saja aku Al-Fatehah, 41 kali.
Mencari aku itu sulit; kalau mau bertemu dengan aku, akrablah dengan keluargaku, itu sama saja dengan bertemu aku.
Postingan Populer
Sebagian Kisah dan Nasihat Nabi 'Isa 'Alaihissalam
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar