Langsung ke konten utama

Unggulan

Selalu Ber-prasangka Baik Kepada Allah ﷻ

 Oleh: [K.H. Uzairon Thoifur Abdillah] بسم الله الرحمن الرحيم   "Inii kejadian seperti ini kyaii, kan kita harus islah! diri, ini mesti karena banyaknya maksiat! sehinga terjadi, musibah! seperti ini".  Maka kyai itu bilang,     "Ndaak! ini kehendak Allah sudah begini ini, ini kehendak Allah ya begini ini, nggak ada kaitannya dengan amalannya manusia".    "Memang betuul! Diantara kehendak Allah itu musibah! dikaitkan dengan? dengan dosanya manusia, itu kehendak Allah juga, wong sudah salah kok nggak mau ngaku salah itu gimana!".  Maka dia,     "Ow iya, iya iya".     "Iya kan, kalau begitu itu, jawabannya berarti kita nggak perlu Astagfirullah hal adzim kalau begitu. Semua! Memang kehendak Allah, tapi, yang Allah katakan baik ya kita katakan baik, kalau katakan buruk ya kita katakan buruk. Diantara kehendak Allah! mengaitkan musibah dengan? Dengan dosa! Jangan terus : Wis kehendak Allah aku nggak salah Pengeran me...

Akan Masuk Mulut Juga

Oleh: [K.H. Uzairon Thoifur Abdillah]

بسم الله الرحمن الرحيم

  Ada malaikat bagian mencatat amal kita, yang permanen, istiqomah terus. Namanya malaikat Raqib dan malaikat 'Atid. Ada yang mencatat amal kita itu dikirim khusus untuk hari jum'at saja. karena hari jum'at itu hari istimewa. Maka ada malaikat khusus, dikirim untuk nyatat amal kita waktu hari jum'at. Jangan sia siakan itu hari. 

  Ada malaikat yang dikirim Allah swt untuk amalan amalan tertentu, karena amalan itu sangat bernilai disisi Allah. Allah kirim malaikat khusus nyatat khusus. Allah juga sudah menciptakan malaikat khusus untuk mencabut nyawa yaitu Izrail, mencabut nyawa kita sebentar lagi. 

   Rizki yang kita makan tiap hari itu, ada malaikat yang bagian nganter, mulai padi itu ditanam disawah! udah ditungguin sama malaikat itu, sampai di panen, sampai dibersihkan, sampai masuk! Ke mulut kita nanti, baru malaikat itu pergi.

   Jangan! Khawatir nggak makan, kalau memang ada jatahnya makan, nanti akan makan juga! 

   Kalau jatahnya itu, ayam! Nanti akan masuk ayam di perut kita, walaupun kita nggak mau. 

   Maka ada penjelasan semacam ini, katanya para Ulama' zaman dulu. Ada penjelesan semacam ini! ada orang yang dengar itu! Mikir mikir,

"Apa beener! Begitu itu? Kalau sudah rizkinya mesti masuk mulut, itu apa ya bener, udah! Saya mau pergi ke gunung" katanya dia. 

"Saya tidak mau makan!" kata anak muda ini. 

"Coba nanti saya tu, kemasukan rizki apa tidak?!"

  Akhirnya di cari sama ayahnya, sama ibuknya, "Kemaana ini anaknya pergi??" 

  Dicari cari cari cari. Ketemu dipuncak gunung, "Hei nak! Kamu ada apa disini?"

"Pookoknya saya nggak mau makan! Tadi oleh pak kyai dikasih tahu, kalau memang rizkinya! Akan masuk ke mulut sendiri, saya nggak mau makan!"

"Heei, jangan begitu nggak boleh itu. Makan itu perintah Allah, Kuluu Wasyrobuu! Itu pemahaman kliru kamu"

"Pookoknya nggak mau saya! Saya ingin, membuktikan kebenaran! Bayan tadi itu"

  Dipaksa paksa makan sama orang tuanya nggak mau, "Sudah!"

  Orang tuanya waktu itu bawa roti, bawa nasi, bawa apa, ditaruh disitu,

"Dah! Nanti kalau kamu lapar akan makan sendiri, ini makanannya!"

"Nggak mau saya!"

  Akhirnya orang tuanya dongkol, marah, pulang. Makanannya di tinggal disitu. Akhirnya ada rombongan perampok! Lewat, melihat kok ada makanan, 

"Loh, ini kok ada makanan disini, ini mesti, jebakan! Ini, ini barangkali makanan ini ada racunnya, sehingga kalau ada orang lewat! Makan mati. Siapa! Yang naruh ini. Cari!"

"Oow itu ada anak kecil, tidur disitu!"

"Ow itu dia, mesti ini. Biar dia! Aja yang mati jangan kita! Haa kita paksa! Biar makan! Dia"

  Akhirnya anak itu dibangunkan. Suruh makan nggak mau. 

"Oow jeelas ini, nggak mau, tanda makanan ada racun! Ini"

  Langsung diambilkan besi, dicongkel! Giginya, "Hayo! Bukak!"

  Dimasukkan tu makanan, "Slurpp" begitu. 

  Akhirnya anak itu setelah dimasuki makanan itu tertawa!

"Beener katanya"

"Bener! Gimana?!" 

"Kemarin itu loh, bayan shubuh itu, pak Kyai bilang : kalau memang sudah rizkinya! Akan masuk juga ke mulut! Walaupun nggak mau, ini memang rizki saaya ini."

"Gimana ceritanya, bagaimana?!" diceritakan.

  Akhirnya perampoknya pada saadar. Kalau sudah rizkinya akan masuk juga.












Komentar

Postingan Populer